--> Suami Stop Merokok, Perempuan Ini Bisa Beli Rumah Idaman Seharga Rp 525 Juta | Informasi Viral Bermanfaat

Thursday, June 1, 2017

Suami Stop Merokok, Perempuan Ini Bisa Beli Rumah Idaman Seharga Rp 525 Juta

| Thursday, June 1, 2017
Suami Stop Merokok, Perempuan Ini Bisa Beli Rumah Idaman Seharga Rp 525 Juta





Memiliki rumah yang nyaman menjadi idaman bagi semua keluarga. Tetapi beli rumah di Surabaya bagaikan mimpi.
Pasangan muda yang bergaji pas-pasan harus pandai mengelola uang agar bisa memiliki rumah nyaman di Surabaya.

Sejak masih kuliah, Risma Dwi Santoso (29) dan pacarnya, Bagus Rahadian Saputra (31), sudah rajin menabung agar bisa membeli rumah di Surabaya jika sudah menikah.

Berkat usaha keras itu, mereka berhasil membeli rumah di Surabaya setahun sebelum menikah pada 2012.

"Saya beli rumah masuk kampung di Ngagel, belakang Ubaya. Harganya sudah mahal Rp 525 juta dengan luas bangunan 7 x 20 meter. Akses jalannya lebar, mobil bisa masuk," kata Risma yang tercatat sebagai warga Ngagel Wasana, Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, itu.

Risma mengakui, mencari rumah yang nyaman di Surabaya cukup sulit. Ia harus keliling cari informasi selama dua tahun untuk mendapatkan rumah tersebut.

Risma memang mencari rumah di tengah kota yang bebas dari banjir.
Faktor lingkungan yang aman juga menjadi pertimbangannya dalam mencari rumah.
Kesulitan bertambah karena harga rumah yang nyaman di tengah kota sudah tinggi.

"Rata-rata harga rumah di tengah kota ketika itu sudah Rp 700 juta. Setelah lama mencari akhirnya ketemu di Ngagel itu. Harganya masih Rp 500-an juta. Akses jalan lebar dan tidak terkena banjir," ujar ibu muda yang sekarang bekerja sebagai public relation sebuah hotel di Surabaya.

Ia mulai menabung sejak kuliah semester 4 atau sekitar 2008. Risma kuliah di jurusan Sastra Jepang, Untag Surabaya.

Ketika masih kuliah, Risma sudah mulai bekerja paruh waktu. Dia bekerja di studio foto milik pamannya.
Tak hanya itu, Risma juga menjalankan bisnis jual beli pakaian.
"Saya memang hobi fotografi. Kebetulan ketika itu pekerjaan saya nyambung dengan hobi. Sejak itu saya mulai menyisihkan penghasilan saya untuk persiapan beli rumah ketika menikah. Suami saya juga mulai menabung," katanya.

Untuk penghematan, Risma mulai mengurangi hobi fotografinya yang sering hunting ke luar kota.
Menurutnya, hobi fotografi memang butuh modal banyak. Apalagi kalau ada kegiatan hunting ke luar kota.
Tetapi dia tidak perlu bersedih tidak bisa bepergian ke luar kota.

"Saya menyalurkan hobi fotografi untuk mendapatkan uang. Saya juga sering mendapat job ke luar kota. Saya masih bisa jalan-jalan sambil menyalurkan hobi, tapi malah dibayar," ujarnya.

Tak hanya dia, suaminya juga mulai berhemat. Suaminya berhenti merokok agar bisa menabung.
Usaha keras yang dilakukan Risma dan suami berbuah manis. Mereka bisa membeli rumah di tengah kota, meskipun dengan cara mengangsur.

Dengan harga rumah Rp 525 juta, Risma membayar uang muka sekitar Rp 200 juta.

Sisanya ia angsur secara bertahap langsung ke pemiliknya. Sekarang, angsuran rumah itu sudah lunas.
"Total biaya yang saya keluarkan untuk beli rumah dan renovasi sekitar Rp 700 juta. Sekarang, rumah saya sudah ditawar Rp 1,5 miliar. Tapi saya tidak berniat menjual," ujarnya.

Ia memang merenovasi kembali rumah itu. Ia menjadikan rumah tersebut dua lantai yang memiliki empat kamar.
Untuk menambah penghasilan, dua kamar di rumah itu ia sewakan ke orang lain. Hasil dari uang sewa bisa ia gunakan untuk membayar listrik dan air.

"Yang kos di rumah juga teman saya. Saya menyewakan kamar bukan hanya soal uang, tapi biar ada teman juga. Soalnya, suami sering kerja di luar kota," katanya.

Menurut Risma, harus ada niat yang kuat agar bisa membeli rumah di Surabaya.
Pasangan juga harus pandai mengelola keuangan. Pasangan muda harus berhemat dan rela meninggalkan kesenangan-kesenangan agar bisa menabung.

"Kalau ada niat pasti ada jalan. Harga rumah di Surabaya memang sudah mahal. Tapi kalau kita punya niat, pasti bisa beli rumah di sini (Surabaya)," ujarnya.
Hal berbeda dilakukan Vela Yasika (23), asal Margorejo, Surabaya. Vela juga pasangan muda yang menikah pada 2013.

Vela mengaku tidak mampu beli rumah di Surabaya. Vela dan suami akhirnya memilih membeli rumah di Sidoarjo.
Vela dan suami sama-sama bekerja sebagai guru tidak tetap. Vela mengajar di Sidoarjo, sedangkan suaminya mengajar di Surabaya.

Ia beli rumah di Sidoarjo dengan ukuran 7 x 12 meter. Ia membeli rumah secara kredit. Ia membayar uang muka tidak sampai Rp 100 juta.

"Suami kerja di Surabaya, agak jauh tidak apa-apa. Yang penting kami bisa beli hunian yang nyaman, akses jalan lebar, dan terjangkau dengan kemampuan kami. Kalau di Surabaya sudah padat dan harganya mahal," ujarnya.


Related Posts

No comments:

Post a Comment